Rabu, 09 November 2011



ALEXANDER PERTZ dilahirkan dari kedua orang tua Kristian pada tahun 1990. Sejak awal ibunya telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh keluarga atau masyarakat.
Apabila dia boleh membaca dan menulis, maka ibunya memberi untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik agama langit atau agama bumi.
Setelah membaca buku-buku secara mendalam, Alexander memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Padahal ia tak pernah bertemu muslim seorangpun.
Dia sangat cinta dengan agama ini sampai pada tahap dia mempelajari solat, dan mengerti banyak hukum-hukum syar’i, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak kalimat bahasa Arab, menghafal sebahagian surah dan belajar azan.
Semua itu tanpa bertemu dengan seorang muslim pun. Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti namanya menjadi Muhammad Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan Rasulullah SAW yang dia cintai sejak masih kecil.
Salah seorang wartawan muslim menemuinya dan bertanya pada anak tersebut. Namun, sebelum wartawan tersebut bertanya kepadanya, anak tersebut balik bertanya kepada wartawan itu, ”Apakah engkau seorang yang hafal Al Quran?”
Wartawan itu berkata: ”Tidak.” Namun wartawan tersebut dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawapannya.
....Setelah membaca buku-buku secara mendalam, Alexander memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Padahal ia tak pernah bertemu muslim seorangpun....
Anak itu kembali berkata, ”Akan tetapi engkau adalah seorang muslim, dan mengerti bahasa Arab, bukankah demikian?” dia menghujani wartawan itu dengan banyak pertanyaan.
”Apakah engkau telah menunaikan ibadah haji? Apakah engkau telah menunaikan ’umrah? Bagaimana engkau boleh mendapatkan pakaian ihram? Apakah pakaian ihram tersebut mahal? Apakah mungkin aku membelinya di sini, ataukah mereka hanya menjualnya di Arab Saudi saja? Kesulitan apa yang engkau alami tinggal sebagai seorang muslim di komuniti yang bukan Islami?”
Setelah wartawan itu menjawab berdasarkan pengetahuannya, anak itu kembali berbicara dan menceritakan tentang beberapa hal berkenaan dengan kawan-kawannya, atau gurunya, sesuatu yang berkenaan dengan makan atau minumnya, peci putih yang dikenakannya, ghutrah (serban) yang dia lingkarkan di kepalanya dengan model Yaman, atau berdirinya di taman umum untuk mengumandangkan azan sebelum dia shalat.
Kemudian ia berkata dengan penuh penyesalan, ”Terkadang aku kehilangan sebahagian solat kerana tidak tahu tentang waktu-waktu solat.”
Kemudian wartawan itu bertanya pada beliau ”Apa yang membuatmu tertarik pada Islam? Mengapa engkau memilih Islam, tidak yang lain sahaja?” dia diam sesaat kemudian menjawab.
”Aku tidak tahu, segala yang aku ketahui adalah dari yang aku baca tentang Islam, dan setiap kali aku menambah bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku pada Islam.”
....Segala yang aku ketahui adalah dari yang aku baca tentang Islam, dan setiap kali aku menambah bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku pada Islam....
Wartawan bertanya kembali, ”Apakah engkau telah puasa Ramadhan?”
Muhammad tersenyum sambil menjawab, ”Ya, aku telah puasa Ramadhan yang lalu secara sempurna. Alhamdulillah, dan itu adalah pertama kalinya aku berpuasa di dalamnya. Dulunya sukar, terutama pada hari-hari pertama”.
Kemudian dia meneruskan : ”Ayahku telah menakutkan aku bahawa aku tidak akan mampu berpuasa, akan tetapi aku berpuasa dan tidak mempercayai hal tersebut”.
”Apa cita-citamu?” tanya wartawan
Dengan cepat Muhammad menjawab, ”Aku memiliki banyak cita-cita. Aku ingin menunaikan haji ke Mekah dan mencium Hajar Aswad”.
”Sungguh aku perhatikan bahawa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji adalah sangat besar. Adakah penyebab hal tersebut?” tanya wartawan lagi.
Ibu Muhammad untuk pertama kalinya turut menyampuk dia berkata: ”Sesungguhnya gambar Ka’bah telah memenuhi biliknya, sebahagian manusia menyangka bahawa apa yang dia lewati pada masa sekarang hanyalah semacam khayalan, semacam angan-angan yang akan berhenti pada suatu hari. Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa dia tidak hanya sekadar serius, melainkan mengimaninya dengan sangat dalam sampai pada tahap yang tidak boleh dirasakan oleh orang lain”.
Kelihatan senyuman di wajah Muhammad ’Abdullah, dia melihat ibunya yang membelanya. Kemudian dia memberikan keterangan kepada ibunya tentang tawaf di sekitar Ka’bah, dan bagaimanakah haji sebagai sebuah lambang persamaan antara sesama manusia sebagaimana Tuhan telah menciptakan mereka tanpa memandang perbezaan warna kulit, bangsa, kaya, atau miskin.
Kemudian Muhammad meneruskan, ”Aku sudah menabung dengan mengumpulkan baki wang sakuku agar aku boleh pergi ke Mekah Al-Mukarramah. Aku mendengar bahawa perjalanan ke sana memerlukan perbelanjaan 4 ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar.”
....Aku sudah menabungkan baki wang sakuku agar aku boleh pergi ke Mekah Al-Mukarramah. Perjalanan ke sana memerlukan perbelanjaan 4 ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar....
Ibunya menghampirinya lalu berkata untuk berusaha menghilangkan kesan kebimbangannya, ”Aku sama sekali tidak keberatan dan menghalanginya pergi ke Mekah, akan tetapi kami tidak memiliki cukup wang untuk menghantarnya dalam waktu terdekat ini.”
”Apakah cita-citamu yang lain?” tanya wartawan kepada anak ini.
“Aku bercita-cita agar Palestin kembali ke tangan kaum muslimin. Ini adalah bumi mereka yang dicuri oleh orang-orang Israel (Yahudi) dari mereka,” jawab Muhammad.
Ibunya melihat kepadanya dengan penuh kehairanan. Maka dia pun memberikan isyarat bahawa sebelumnya telah terjadi perdebatan antara dia dengan ibunya kerana isu ini.
Muhammad berkata, ”Ibu, engkau belum membaca sejarah, bacalah sejarah, sungguh benar-benar telah terjadi perampasan terhadap Palestin.”
....Cita-citaku adalah aku ingin belajar bahasa Arab, menghafal Al-Quran, dan belajar di negeri Islam....
”Apakah engkau mempunyai cita-cita lain?” tanya wartawan lagi.
Muhammad menjawab, “Cita-citaku adalah aku ingin belajar bahasa Arab, dan menghafal Al-Quran.”
“Apakah engkau berkeinginan belajar di negeri Islam?” tanya wartawan
“Tentu!” tegasnya.
”Apakah engkau memiliki kesusahan dalam hal makanan? Bagaimana engkau menghindari daging babi?”
Muhammad menjawab, ”Babi adalah haiwan yang sangat kotor dan menjijikkan. Aku sangat hairan, bagaimanakah mereka memakan dagingnya. Keluargaku mengetahui bahwa aku tidak memakan daging babi, oleh kerana itu mereka tidak menghidangkannya untukku. Dan jika kami pergi ke restoran, maka aku beritahu kepada mereka bahawa aku tidak memakan daging babi.”
”Apakah engkau solat di sekolah?”
”Ya, aku telah membuat sebuah tempat rahsia di perpustakaan. Aku solat di sana setiap hari,” jawab Muhammad.
Kemudian datanglah waktu solat maghrib di tengah wawancara. Anak itu langsung berkata kepada wartawan, “Apakah engkau mengizinkanku untuk mengumandangkan azan?”
Kemudian dia berdiri dan mengumandangkan azan. Dan tanpa terasa, air mata mengalir di kedua mata wartawan ketika melihat dan mendengarkan anak itu menyuarakan azan. Subhanallah!!

Selasa, 01 November 2011

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Fakultas-fakultas Universitas Brawijaya

Fakultas Hukum

Kunjungi Situs Resmi Fakultas Hukum:
http://www.hukum.ub.ac.id

Fakultas Ekonomi

Kunjungi Situs Resmi Fakultas Ekonomi dan Bisnis :
http://www.feb.ub.ac.id

Fakultas Ilmu Administrasi (FIA)

Kunjungi Situs Resmi Fakultas Ilmu Administrasi:
http://www.fia.ub.ac.id

Fakultas Pertanian

Kunjungi Situs Resmi Fakultas Pertanian:
http://www.fp.ub.ac.id

Fakultas Peternakan

Kunjungi Situs Resmi Fakultas Peternakan:
http://www.fapet.ub.ac.id

Fakultas Teknik

Kunjungi Situs Resmi Fakultas Teknik:
http://www.teknik.ub.ac.id

Fakultas Kedokteran

Kunjungi Situs Resmi Fakultas Kedokteran:
http://www.fk.ub.ac.id

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Kunjungi Situs Resmi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan :
http://fpik.ub.ac.id

Fakultas MIPA

Kunjungi Situs Resmi Fakultas MIPA:
http://www.mipa.ub.ac.id

Fakultas Teknologi Pertanian

Kunjungi Situs Resmi Fakultas Teknologi Pertanian:
http://tp.ub.ac.id

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Kunjungi Situs Resmi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik:
http://www.fisip.ub.ac.id

Fakultas Ilmu Budaya

Kunjungi Situs Resmi Fakultas Ilmu Budaya:
http://www.fib.ub.ac.id

Program Kedokteran Hewan

Kunjungi Situs Resmi Program Kedokteran Hewan:
http://www.pskh.ub.ac.id

Pasca Sarjana

Kunjungi Situs Resmi Pasca Sarjana :
http://www.ppsub.ub.ac.id/

Program Pendidikan Vokasi

Kunjungi Situs Resmi Program Pendidikan Vokasi:
http://www.vokasi.ub.ac.id/